Senin, 05 November 2012

Pelindo Dumai

Picu Pencemaran Lingkungan,
KLH Tuding Pelindo Dumai Pentingkan Bisnis


Riau Pos Terkini, (Dumai) - Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Dumai menuding perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Pesero Cabang I mementingkan dunia bisnisnya, ketimbang kondisi lingkungan diarea operasionalnya.


"Saya menilai Pelindo Dumai mementingan bisnisnya ketimbang merawat lingkungan. Pasalnya selama kami melakukan sidak kelapangan menemuka 13 perusahaan yang beroperasi dikawasan Pelindo melakukan pencemaran," ungkap Basri, KLH Dumai kepada wartawan, akhir pekan kemarin.


Pencemaran yang didapati pihaknya, diantaranya perusahaan pengolah minyak kelapa sawit tersebut melakukan pencemaran lingkungan melalui udara. Perusahaan tersebut sering mengeluarkan kepulan asap hitam yang membumbung kelangit-langit wilayah Dumai.

"Kami melakukan sidak menemukan sebanyak 13 perusahaan melakukan pencemaran. Perusahaan itu diantaranya PT Naga Mas, Wilmar Group, dan beberapa perusahaan pengolah minyak kepala sawit yang masuk wilayah operasional perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut," jelasnya KLH Dumai.

Atas temuan pencemaran lingkungan dari Tim KLH Dumai, pihaknya langsung mengambil kangkah cepat dan tepat untuk persoalan pencemaran udara di wilayah operasional perusahaan pengolah minyak kepala sawit tersebut.

"Kami sangat menyayangkan hal ini. Namun demikian kita telah memberikan surat teguran kepada masing-masing perusahan yang melakukan pencemaran di lingkungan penduduk. Namun demikian kita tetap menyayangkan sikap Pelindo yang tak merespon perusahaan melakukan pencemaran lingkungan," ungkapnya.

Bahkan dalam hal ini, Basri selaku KLH Dumai menyayangkan sikap PT Pelindo Cabang Dumai yang hanya berorientasi pada Bisnis tanpa memperhatikan lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Hal itu didasari atas banyaknya keluhan masyarakat melalui pesan singkat di ponselnya terkait kurang pedulinya PT pelindo terhadap lingkungan.

Kontribusi Pelindo Dumai Nol Besar
Inilah sebuah ironi. Kendati Dumai menjadi salah satu penyumbang dana terbesar ke pemerintah pusat lewat ekspor minyak bumi mentah dan minyak sawit mentah (CPO), ternyata kontribusi yang diberikan ke kota ini boleh dikatakan nol besar. ” Hingga saat ini PAD dari sektor jasa labuh kapal yang dikelola Pelindo belum masuk satu rupiah pun dalam kas daerah,” kata Marwan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Dumai, kepada Riau Pesisir, Rabu (10/10/12).

Dikatakan Marwan, selama ini masyarakat banyak yang salah mengartikan jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor jasa labuh sebesar Rp 3,5 Milyar merupakan kontribusi dari Pelindo. Padahal itu murni hasil yang dikelola BUMD Dumai Bersemai dalam kerjasama dengan Pelindo mengelola beberapa pelabuhan khusus di Dumai. ” Selama puluhan tahun Pelindo bercokol di Bumi Lancang Kuning ini belum ada satu sen pun kontribusinya terhadap pembangunan daerah,” jelasnya serius.

Hal ini, katanya, pernah dipertanyakannya dalam rapat koordinasi dengan pihak Pelindo baru baru ini. Tetapi Harianja, General Manager Pelindo Dumai terkesan mengelak. ” Jangan sampai ke sana dulu Pak Kadis pembahasannya,”ujar Marwan menirukan ucapan Harianja.

Untuk itu dirinya menghimbau agar pihak Pelindo 1 cabang Dumai mau berbaik hati dengan menyerahkan pembagian hasil jasa kapal labuh kepada daerah sesuai dengan UU no 32 1999 tentang otonomi daerah. ” Sesuai Undang-undang, empat mil dari pantai merupakan wilayah daerah. Tapi, dalam kenyataannya, Dumai dapat apa dari bisnis yang mereka kelola itu,” ujarnya.

Sementara itu Bukhari Herman,salah seorang aktifis pelayaran dengan lantang menyebutkan jika selama ini Pelindo telah mengangkangi daerah dengan bentuk tidak maunya perusahaan tersebut menyerahkan sebagian hasil jasa labuh masuk ke dalam kas daerah.

Menurutnya, jika selama ini rata rata 300 kapal bersandar pada pelabuhan yang dikelola Pelindo setiap bulan, jika satu kapal menghasilkan 50 juta rupiah sudah barang tentu pendapatan dari sektor ini tergolong cukup besar. ” Kalikan saja berapa banyaknya perusahaan tersebut memperoleh rupiah, tapi hasilnya nol besar bagi daerah ,” jelasnya sedikit emosi.

Untuk itu dirinya menghimbau agar Pemerintah kota Dumai dan seluruh komponen masyarakat bersatu mendesak Pelindo untuk mau berbagi hasil. Hal ini dilakukan demi kemajuan daerah dan kepentingan masyarakat banyak. ” Kita minta Pemko dan tokoh masyarakat bersikap tegas mendesak Perusahaan tersebut untuk mau berbagi. Jika tidak, lebih baik mereka(Pelindo) hengkang dari bumi lancang kuning ini,”pungkasnya ber api-api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar