Rabu, 09 Januari 2013

Sharing Budget Pemprov Riau Untuk SDM Pekanbaru

RiauPos Terkini Blogspot.com - Kota Pekanbaru merupakan ibukota Riau, Indonesia. Kota ini merupakan kota perdagangan dan jasa, termasuk sebagai kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi.

Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis berada pada jalur Lintas Timur Sumatera, terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan Jambi, dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara dan timur, sementara bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar.Pekanbaru mempunyai dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu Pelabuhan Pelita Pantai dan Pelabuhan Laut Sungai Duku serta satu bandar udara yaitu Bandara Sultan Syarif Kasim II.

Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km� yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km� dengan 2 kecamatan yaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnya pada tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, dan tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km�, setelah Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, pada tahun 2003 jumlah kecamatan pada kota ini dimekarkan menjadi 12 kecamatan.Kecamatan tersebut adalah Kec Pekanbaru kota, Sukajadi, Senapelan, Limapuluh, Sail, Bukit Raya, Marpoyan Damai, Payung Sekaki, Rumbai, Rumbai Pesisir, Tampan dan Tenayan Raya. Saat ini jumlah penduduk Kota Pekanbaru sudah mendekati angka 1 juta jiwa. Dengan jumlah ini, Pekanbaru telah menjadi kota ketiga berpenduduk terbanyak di Pulau Sumatera, setelah Medan dan Palembang. Laju pertumbuhan ekonomi Pekanbaru yang cukup pesat, menjadi pendorong laju pertumbuhan penduduknya.

Sampai tahun 2008, di Kota Pekanbaru baru sekitar 13,87 % masyarakatnya dengan pendidikan tamatan perguruan tinggi, dan masih didominasi oleh tamatan SLTA sekitar 37,32 %. Sedangkan tidak memiliki ijazah sama sekali sebanyak 12,94 % dari penduduk Kota Pekanbaru yang berumur 10 tahun ke atas

Provinsi miskin di daerah yang kaya itulah julukan yang diberikan kepada Provinsi Riau pada masa lalu. Sebagai daerah penghasil minyak dan pemberi devisa pada negara, Riau hanya mendapatkan bagian kue yang kecil.

Pasca reformasi, seiring berlakunya otonomi dan pembagian dana bagi hasil untuk daerah produksi minyak, memberikan harapan perubahaan yang banyak bagi Riau pada umumnya dan Kota Pekanbaru sebagai ibukota provinsi pada umumnya.

Namun uang yang banyak diberikan pemerintah pusat ke provinsi Riau tidak otomatis daerah ini langsung bangkit dan berkembang. Hal ini disebabkan, Riau memiliki banyak persoalan yang harus dibenahi, mulai dari infrastruktur, sumber daya manusa dan angka kemiskinan.

Kondisi ini diketahui betul oleh HM.Rusli Zainal ketika pertama kali terpilih jadi Gubernur Riau pada tahun 2003. Setahun setelah menjabat, Mantan Bupati Indragiri Hilir ini kemudian mencanangkan program K2I, program pengentasan kemiskinan, kebodohan dan infrastruktur.

Rusli Zainal melihat untuk membangun provinsi Riau secara keseluruhan perlu sinergitas antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten-kota. Sinergitas ini dimulai dari program hingga anggaran. (tim/zamrudtv.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar