Minggu, 06 Januari 2013

Kesejahteraan Petani Riau Terancam

Riau Pos Terkini - Kesejahteraan petani Riau kian terancam. Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat, bulan Desember 2012 untuk Nilai Tukar Petani (NTP) hanya sebesar 102,54 atau turunya sebesar 0,34 persen dibandingan NTP di bulan November pada tahun yang sama.

Rilis lembaga statistik ini menyatakan, pada November 2012, VTP mencapai angka 102,89. Ini berarti pada tingkat kesejahteraan petani di Riau mengalami penurunan dan mulai terancam kesejahteraanya.

Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad kepada wartawan, akhir pekan lalu ditemui diruangan kerjanya, mengatakan, memang terjadi penurunan yang tipis di bulan Desember 2012 dibandingkan bulan
November. Terjadi penurunan disebabkan indeks harga diterima petani mengalami penurunan 0,21 persen.

“Sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen,” katanya sembari menegaskan, komoditas yang memberikan andil terbesar penurunan indeks harga yang diterima petani pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,37 persen. Seperti hal karet, sawit dan kelapa.

Dimana sambungnya untuk harga karet itu andilnya sebesar 0,59 persen, sedang untuk sawit sebesar 0,57 persen, kemudian untuk kelapa belum dikupas sebesar 0,21 persen. Kejadian ini sebutnya, sudah berlangsung sejak dibulan November 2012 yang dialami oleh petani komoditas
perkebunan di Provinsi Riau ini.

Sedangkan tambahnya, kenaikan indeks harga yang dibayar oleh petani tertinggi itu pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,16 persen. Ini disebab oleh naiknya harga-harga barang konsumsi rumah tangga. Yakni udang yang andil sebesar 0,10 persen, bawang merah 0,07
persen, sewa rumah 0,05 persen.

“Begitu juga dengan ikan mujair sebesar 0,05 persen, ikan tenggiri dan minyak tanah masing-masingnya sebesar 0,04 persen, mie instant sebesar 0,03 persen. Serta emas perhiasan, garam bata, rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen,” katanya antara penerimaan dan pengeluaran tidak seimbang.

Dikesempatan itu Mawardi menjelaskan, di bulan Desember 2012 terjadi inflasi yang sama halnya di bulan November pada daerah pedesaan Provinsi Riau. Dimana inflasi bulan Desember 2012 itu sebesar 0,17 persen yang disebabkan kenaikan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran dihitung oleh BPS Riau.

“Kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok perumahan sebesar 0,76 persen, kelompok sandang sebesar 0,28 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,27 persen, kelompok bahan makanan 0,31 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, kelompok pendidikan 0,02 persen,” katanya.

Sambungnya, pada kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau ngalami penurunan sebesar 0,04 persen. Kalau laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Desember 2012, kata Mawardi sebesar 0,17 persen. Sementara itu inflasi year-on-year (Desember 2012 terhadap Desember 2011) sebesar 3,87 persen. (SitusRiau.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar